Mimpi Ngompol


Pagi baru beranjak siang. Saat aku mengajar di sebuah kelas dengan materi pubertas. Kelas diwarnai dengan tawa dan senyum malu-malu. Murid SD kelas atas itu tampak antusias dengan materi yang disampaikan. 

Murid perempuan nampak mengangguk dan paham saat penjelasan tentang ciri-ciri pubertas. Salah satunya tentang masa menstruasi dan mandi wajib. Semua siswi di kelas tersebut telah mengalami masa menstruasi. Cara mandi wajib dan membersihkan bekas darah haid sudah mereka  pahami. Orang tua di rumah telah membekali mereka dengan pengetahuan tersebut. 

Nah, saat menjelaskan tentang masa balig untuk murid laki-laki, tampak sebagian besar dari wajah mereka belum paham tentang mimpi basah.

"Buk, saya mimpi buang air kecil kan, Buk ... terus paginya ternyata saya ngompol ... basah, Buk," ucap seorang siswa. Kelas menjadi gaduh seketika dengan suara tawa. 

"Mimpi basahnya tidak seperti ngompol. Ya ... airnya kira-kira satu sendok teh atau lebih sedikit. Jadi, yang basah hanya celana dan mungkin tidak mengenai alas kasur," jelasku. 

"Oo ...." ucap mereka sambil mengangguk hampir serempak. 

"Mimpinya kayak mana sih, Buk?" Seorang anak lelaki berbadan mungil bertanya. 

"Ibu tidak tahu persis mimpinya seperti apa ... karna ibu perempuan. Lebih baik kalian diskusi dengan ayah di rumah atau guru laki-laki di sekolah," jelasku.

"Nah, sedikit gambaran ... dalam mimpi itu, mungkin kalian jumpa dengan seorang perempuan, bisa jadi ngobrol, duduk dan sebagainya. Besok paginya, bisa di cek celana dalamnya. Jika basah maka kalian harus mandi wajib seperti anak perempuan yang baru suci dari haid. Baru setelah itu, bisa shalat seperti biasa," lanjutku.

" Oo ...." Mereka kembali mengangguk. 

***

Jam pelajaran berkahir. Beberapa murid lelaki menemuiku di sudut ruang kelas. Kami terlibat sedikit diskusi. 

"Buk, saya baru tau kalau saya sudah mengalami mimpi basah," ucapnya pelan. 

"Alhamdulilah, kalau kamu sudah tahu sekarang," tanggapku. 

"Tapi, saya tidak pernah mandi wajib, sebelum shalat Subuh, Buk ...." tuturnya.

"Saya juga, Buk," timpal anak lelaki di sebelahnya. 

"Hm ... untuk menjelaskan detail tentang mandi wajib, baiknya kalian menemui bapak guru laki-laki," ucapku sambil menyebutkan nama salah seorang guru laki-laki. 

Murid lelaki itu mengangguk. Sebagai hamba beriman, sebaiknya kita menyiapkan anak-anak menghadapi masa balignya. Hal ini tentunya terkait dengan sah dan tidaknya salat anak laki-laki yang mengalami mimpi tersebut. Terutama orang tua di rumah, agar anak mendapatkan pengetahuan yang tepat tentang peristiwa yang dihadapinya saat alat-alat reproduksinya telah aktif. 


#CoretanGuru

Yennita Rahmi

Seorang perempuan yang selalu belajar dan menggali potensi untuk menebar manfaat.

6 Komentar

  1. HEhehehehe...Mimpi ngompol
    Relate banget dengan apa yang diceritakan anak pertama saya walaupun ngompol yang berbeda.
    Mimpi ngompol juga dia tadi pagi. Kata anak saya, dia jalan ke kamar mandi, tapi pas sadar, anak saya pipis di kasur... hehehe jadi deh Ayahnya jemur kasur di pagi hari....

    BalasHapus
  2. Bagus....
    Untuk yg kelas putra dan putri pisah, guru lebih leluasa mengajarkan ilmu seperti ini.

    BalasHapus
  3. Di kira...emak2 yg mimpi ngompol ha...ternyata yg Akil baliq,ceritanya sangat menginspirasi

    BalasHapus
  4. Persiapkan sebaik mungkin untuk anak2 kita tentang pengetahuan masa akil baligh. Terimkasih Bu .

    BalasHapus
  5. Pendidikan seks di budaya kita dianggap tabu, yang mana sebaiknya memang ada penjelasan dan pendekatan khusus terkait ini, agar anak kita dapat menyikapi dengan benar perubahan yg tjd dalam dirinya

    BalasHapus
  6. Pembelajaran yang luar biasa. Bisa dibilang semua berawal dari tidak tahu. Hehe

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama